Ketertinggalan


Gerbong kereta yang membawa teman-temanmu akan segera berangkat. Aku melihatmu begitu bahagia, mengucapkan selamat dengan penuh ekspresi hangat. Memberi hadiah cemilan di perjalanan atau hanya sekedar cendramata untuk dikenang.

Aku memandangmu dari kejauhan. Melambaikan tangan kearah gerbong kereta yang terus bergerak menjauh. Tersenyum bahagia lalu seketika duduk termenung kala kereta hilang dari pandangan mata.

Untunglah orang tipe kamu memang pintar menyimpan rasa. Jika mereka sedang bahagia, kita sebagai sahabat juga mesti ceria bukan?. Ya.. walaupun ketika kau berjalan pulang menyusuri lorong stasuin, seribu pikiran mulai hinggap gara-gara kamu yang tertinggal. Tertinggal oleh mereka yang sudah berjuang sama-sama, sahabat yang pernah berjanji untuk berangkat bersama.

Aku tahu, bukan kamu tak ingin berangkat. Hal rumit yang tak bisa dijelaskan dengan satu kata membuatmu belum juga memiliki tiket kereta.
Jangan terlalu berlarut. Berharap akan suatu kebaikan lebih baik daripada menyesali hal yang sudah menjadi ketetapan. Percayalah, tiket itu akan tetap ada, walaupun terpisah oleh jeda.

Tujuan sebenarnya bukanlah stasiun pemberhentian akhir. Tapi ke manakah kamu akan melanjutkan perjalanan berikutnya. Perjalanan yang kamu cita-citakan. Perjalanan yang akan kamu tunjukkan kepada mereka, siapa kamu yang sebenarnya.

Tetaplah berjuang tanpa lupa harap kepada-Nya.
Semoga kita berjumpa…

Komentar